Literasi Digital Perguruan Tinggi bersama UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL
Hari Sabtu 22 Juli 2023 Kementerian Kominfo membekali ilmu literasi digital kepada mahasiswa Universitas Teknologi Digital (Digitech University)
Dr. Supriyadi, S.E., M.Si selaku Rektor Digitech University mengatakan, dunia internet saat ini semakin dipenuhi konten berbau berita bohong, ujaran kebencian, dan radikalisme, bahkan praktik- praktik penipuan. Keberadaan konten negatif yang merusak ekosistem digital saat ini hanya bisa ditangkal dengan membangun kesadaran dari tiap-tiap individu.
Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk. Dalam hal ini, bentuk yang dimaksud termasuk menciptakan, mengolaborasi, mengomunikasikan, dan bekerja sesuai dengan aturan etika, dan memahami kapan dan bagaimana teknologi harus digunakan agar efektif untuk mencapai tujuan.
Termasuk juga kesadaran dan berpikir kritis terhadap berbagai dampak positif dan negatif yang mungkin terjadi akibat penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Memacu individu untuk beralih dari konsumen informasi yang pasif menjadi produsen aktif, baik secara individu maupun sebagai bagian dari komunitas.
Sebanyak 425 peserta mengikuti Seminar Nasional dengan TEMA “Membentuk Karakter Mahasiswa Yang Cakap Digital”
Melihat ekologi pembelajaran di universitas yang dinamis dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan-teknologi serta semakin kompleksnya permasalahan dan kebutuhan masyarakat, maka Digital Culture sangat membantu sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks keIndonesiaan berada pada domain ‘kolektif, formal’ di
mana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu berperan sebagai warga negara dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam ruang ‘negara’.
“Bagi mahasiswa ini adalah lompatan yang luar biasa. Dengan menguasai digital kita mempunyai nilai plus, yaitu bisa tenar di dunia maya,” pungkas Wardana, S.Pd., M.M selaku Dosen Digitech University.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Andika Renda Pribadi selaku Chief Community Officer Kaizen Room & Pandu Digital Indonesia menyampaikan menjadi warga digital yang Pancasilais harus dimulai dengan proses berpikir kritis. Berpikir kritis melatih kita untuk tidak sekedar sharing, namun mempertimbangkan apakah konten yang akan kita produksi dan distribusikan selaras dengan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Dasar utamanya adalah pertanyaan apakah konten kita benar (objektif, sesuai fakta), penting, dibutuhkan (inspiratif) dan
memiliki niatan baik untuk orang lain (tidak memihak, tidak merugikan).
“Masih banyak masyarakat yang belum terliterasi, dalam Seminar Nasional ini akan mengetahui secara ringkas empat aspek terkait digital skill atau kemampuan untuk memanfaatkan teknologi, keamanan digital, budaya digital, dan etika digital,” katanya.
Ia berharap para mahasiswa nanti menyampaikan kepada masyarakat di dunia digital tetap harus menjaga sopan santun, tata krama, dan etika.
“Para mahasiswa ini adalah calon penerus bangsa, sehingga kami mengharapkan dari program literasi digital ini tidak hanya faktor-faktor yang sifatnya edukatif saintifik, tetapi justru memupuk sensifitas atau empati mereka terhadap kehidupan masyarakat,” katanya.
Sedangkan Ketua Jurusan (Kajur) Manajemen Informatika Digitech University, Aries Setiyani W.P., S.P., M.M. , menyampaikan kegiatan literasi digital ini sejalan dengan program-program Digitech University, yakni program edukasi dan karya pengabdian.
“Para mahasiswa bisa memilih program kegiatan sesuai peminatan dan bidang ilmu masing-masing serta sesuai dengan permasalahan yang ada di masyarakat, sedangkan program literasi digital ini merupakan program wajib bagi mahasiswa ,” katanya.
Ia menuturkan LPPM telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Ditjen Aptika Kominfo tentang pelaksanaan kegiatan literasi digital sektor pendidikan tinggi. Adapun ruang lingkup pelaksanaan kegiatan tersebut berupa Seminar Nasional secara daring dengan peserta sebanyak 425 orang yang meliputi mahasiswa , dosen , masyarakat dan narasumber pada pelaksanaan literasi digital .
ver/juli