Seminar Nasional Jurnalistik “Bangkitkan Kreativitas Dengan Satu Goresan Menjadi Sejuta Perubahan”
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Program Studi Manajemen Informatika, Universitas Teknologi Digital (UTD) Tegal menggelar kegiatan Pelatihan Jurnalistik untuk Mahasiswa dan umum dalam meningkatkan kreatifitas, kualitas, dan tanggung jawab. Pada Minggu, 29 Oktober 2023 secara Online. Acara ini dilakukan untuk mengembangkan dan mengasah kemampuan kreatifitas mahasiswa di bidang jurnalistik, diantaranya bagaimana proses awal mula penggalian informasi, meliput, menulis, dan menyampaikan informasi hal ini disampaikan oleh narasumber Bapak Hafidz Arfandi. Beliau mengatakan pentingnya melakukan verifikasi sebelum menyampaikan informasi di era digital, diperlukan pemahaman karakteristik-karakteristik informasi di era digital. Terdapat kepekaan terhadap fenomena berita di zaman sekarang seperti di bidang sosial, ekonomi, politik, hukum, dan lainnya. Sikap seorang Jurnalis diantaranya:
- Memiliki Akurasi dan Kredibilitas
- Independen
- Integritas
- Melatih daya nalar dan gaya hidup masyarakat
- Memperbanyak membaca literasi
- Menghargai kebenaran informasi
Jurnalisme online seharusnya bisa menampilkan hal – hal yang jauh lebih baik dari apa yang bisa ditampilkan media konvensional. Berita yang ditampilkan bisa diceritakan dari beragam sudut pandang, dari beragam sisi, sehingga kebenaran berita bisa didapat dengan lebih baik. Tampilan yang berbeda – beda bisa misalnya dengan bentuk animasi dapat membuat pembaca tidak cepat bosan dengan berita tersebut dan bahkan bisa menarik minat kalangan dari yang bukan penikmat karya jurnalisme untuk menjadi para pembaca baru. Artikel online dengan bentuk seperti ini bisa bertahan lama, tidak hanya muncul beberapa hari lalu hilang dari peredaran. Dunia jurnalisme online dalam negeri sendiri, beberapa medianya sudah mulai menggunakan fitur – fitur semacam ini walaupun masih hanya sebagian kecil dan masih belum maksimal. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan saat menulis berita:
- Bersifat transparan setiap metode atau motif dala menulis sebuah berita
- Dalam menulis harus memiliki ketertarikan untuk dapat dibaca
- Relevansi sebuah berita.
- Tidak memperhatikan hanya satu topik saja tanpa memperhatikan topik-topik lain (Subyektif)
- Updating news
Kemudian, pemaparan selanjutnya oleh Bapak Gusti Muhammad Hermawan beliau membahas teknis dalam mengambil sebuah video atau gambar yang akan kita liput sebuah kejadian atau peristiwa diantaranya:
- Mengutamakan artistict
- Kualitas Lensa yang digunakan
- Fokus terhadap objek yang akan diambil
- Kreatif menentukan eagle
- Memastikan objek agar dapat melihat kamera, jika objeknya adalah manusia
Dunia media akan selalu berkembang, ilmu pengetahuan dan teknologi akan sangat berpengaruh pada segala hal. Dahulu media konvensional seperti koran, radio, dan televisi menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat. Kemudian munculah internet yang memberikan peningkatan kualitas terhadap media konvensional yang sudah ada. Informasi yang dibagikan kepada khalayak oleh para jurnalis bisa lebih cepat diterima dan bisa selalu memberikan informasi – informasi terbaru tanpa ada batasan waktu. Masyarakat yang dulu harus menunggu setiap beberapa jam sekali untuk mendapatkan informasi terbaru atau bahkan bisa sampai menunggu seharian, namun sekarang bisa dibilang, hanya dengan sekali tekan, berita baru akan selalu muncul dalam hitungan detik.
Oleh karena itu, para jurnalis juga merasa dimudahkan untuk berproses dalam pencarian hingga penyebaran informasinya kepada masyarakat. Di sisi lain, jurnalis juga dituntut untuk meningkatkan kualitas mereka dalam menghasilkan berita, sehingga beritanya tidak hanya berupa teks kaku yang begitu – begitu saja dan tidak berkembang.
Aktivitas interaksi khalayak dengan produk jurnalisme online bisa meningkat apabila penggunaan multimedia juga dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Definisi multimedia itu sendiri adalah kombinasi dari media – media yang berasal dari beragam bentuk, tidak hanya dari media yang sudah pasti berhubungan cara kerjanya. Misalnya media televisi, pemanfaatan visual dengan audio memang sudah pasti berhubungan di televisi, sehingga tidak bisa disebut multimedia. Aktivitas interaktif harus bisa dibangun oleh jurnalis di dalam produk jurnalistiknya, tidak hanya dengan sekedar menyisipkan link saja terhadap sumber berita yang lain, namun bisa lebih dari itu. [vera/okt23]